Minggu, 21 November 2010
Kamasutra Versi Bugis (1)
Assikalabineng, Kitab Persetubuhan Orang Bugis SEBAGAIMANA di kebudayaan lainnya, seks bagi masyarakat Bugis selalu dipandang sebagai sesuatu yang eksklusif, sakral, dan tabu untuk dibicarakan secara luas.
Maka pengetahuan tentang hal itu sedapat mungkin dijaga dengan rapat. Selain karena ini menyangkut pola komunikasi paling personal antara sesama manusia, seks juga dipandang sebagai bagian dari kehormatan manusia.
Adalah Muhlis Hadrawi yang menjadi salah satu dari sekian ahli naskah kuno Universitas Hasanuddin yang mengungkap bahwa di masyarakat Bugis, pengetahuan tentang seks sebenarnya juga terangkum dan terdokumentasi dengan baik.
Berbekal ketekunan menghimpun naskah kuno Bugis dalam bentuk lontara, lahirlah buku Assikalabineng Kitab Persetubuhan Bugis yang diterbitkan Penerbit Ininnawa akhir tahun lalu. Buku ini sekaligus menjadi penjelas dari sekian tabir yang hanya bisa dilewati orang tertentu sejak dulu kala. Dan uniknya, semua pengetahuan itu masih bisa dipraktikkan dengan baik di zaman modern ini.
Berbeda dengan Kama Sutra yang lebih mengedepankan pada teknik belaka, Assikalabineng lebih dari hal itu. Pengetahuan tentang organ genital dan alat reproduksi, filosofi seks, teknik penetrasi, sentuhan bagian sensitif, penentuan jenis kelamin, pengendalian kehamilan, serta waktu baik untuk berhubungan intim, juga terangkum di dalamnya.
Tak hanya itu, juga terdapat pengetahuan cara membuat tubuh istri tetap seksi dan berwajah cerah dengan menggunakan medium seks. Pengobatan alat kelamin pun dibahas dengan indah.
Mari kita simak Assikalabineng memandang seks dari sudut agama pada halaman 113.
"dan perbaikilah perasaanmu kepada Allah. Apabila kamu telah terbaring, niatkanlah menempatkan neraka di kiri dan durga di kanan...".
Atau pada teknik pendahuluan (foreplay) di halaman 92 yang bercerita mengenai tindakan apa saja yang bisa membangkitkan gairah. "Lalu ciumlah pipi kirinya tiga kali kemudian bacalah ini. Cium lagi pangkal lehernya dan bacalah ini..."
Soal bagaimana mendapatkan anak berkulit putih pun dijelaskan, seperti di halaman 93. "Adapun untuk mendapat anak berkulit putih kita melakukannya waktu isya. Anak yang berkulit hitam, kita melakukannya tengah malam. Anak berkulit kemerah-merahan pada antara dua waktu itu melakukannya.
Lalu yang tak kalah menakjubkan dari kitab ini yakni betapa orang Bugis, terutama yang menguasai kitab ini, memahami dengan benar jenis-jenis organ genital wanita. Cara mengungkapkannya pun sangat simbolik dengan mengasosiasikannya dengan bunga yang cenderung mekar. Pada jenis tertentu ada yang disebut dengan bunga melati atau bunga sibollo.
Pada akhirnya, sebagai karya yang diadaptasi dari disertasi yang dipertahankan di Universitas Indonesia, apa yang dibuat oleh Muhlis Hadrawi menjadikan khasanah pengetahuan kita tentang seks, lebih meluas lagi.(amirpr)
Judul: Assikalabineng Kitab Persetubuhan Bugis
Penulis: Muhlis Hadrawi
Penyunting: Anwar Jimpe Rahman dan Nuraidar Agus
Penerbit: Ininnawa, 2008
Tebal: 192 + v halaman, 15x21 cm
SUMBER : http://www.tribun-timur.com/kamasutrabugis
Maka pengetahuan tentang hal itu sedapat mungkin dijaga dengan rapat. Selain karena ini menyangkut pola komunikasi paling personal antara sesama manusia, seks juga dipandang sebagai bagian dari kehormatan manusia.
Adalah Muhlis Hadrawi yang menjadi salah satu dari sekian ahli naskah kuno Universitas Hasanuddin yang mengungkap bahwa di masyarakat Bugis, pengetahuan tentang seks sebenarnya juga terangkum dan terdokumentasi dengan baik.
Berbekal ketekunan menghimpun naskah kuno Bugis dalam bentuk lontara, lahirlah buku Assikalabineng Kitab Persetubuhan Bugis yang diterbitkan Penerbit Ininnawa akhir tahun lalu. Buku ini sekaligus menjadi penjelas dari sekian tabir yang hanya bisa dilewati orang tertentu sejak dulu kala. Dan uniknya, semua pengetahuan itu masih bisa dipraktikkan dengan baik di zaman modern ini.
Berbeda dengan Kama Sutra yang lebih mengedepankan pada teknik belaka, Assikalabineng lebih dari hal itu. Pengetahuan tentang organ genital dan alat reproduksi, filosofi seks, teknik penetrasi, sentuhan bagian sensitif, penentuan jenis kelamin, pengendalian kehamilan, serta waktu baik untuk berhubungan intim, juga terangkum di dalamnya.
Tak hanya itu, juga terdapat pengetahuan cara membuat tubuh istri tetap seksi dan berwajah cerah dengan menggunakan medium seks. Pengobatan alat kelamin pun dibahas dengan indah.
Mari kita simak Assikalabineng memandang seks dari sudut agama pada halaman 113.
"dan perbaikilah perasaanmu kepada Allah. Apabila kamu telah terbaring, niatkanlah menempatkan neraka di kiri dan durga di kanan...".
Atau pada teknik pendahuluan (foreplay) di halaman 92 yang bercerita mengenai tindakan apa saja yang bisa membangkitkan gairah. "Lalu ciumlah pipi kirinya tiga kali kemudian bacalah ini. Cium lagi pangkal lehernya dan bacalah ini..."
Soal bagaimana mendapatkan anak berkulit putih pun dijelaskan, seperti di halaman 93. "Adapun untuk mendapat anak berkulit putih kita melakukannya waktu isya. Anak yang berkulit hitam, kita melakukannya tengah malam. Anak berkulit kemerah-merahan pada antara dua waktu itu melakukannya.
Lalu yang tak kalah menakjubkan dari kitab ini yakni betapa orang Bugis, terutama yang menguasai kitab ini, memahami dengan benar jenis-jenis organ genital wanita. Cara mengungkapkannya pun sangat simbolik dengan mengasosiasikannya dengan bunga yang cenderung mekar. Pada jenis tertentu ada yang disebut dengan bunga melati atau bunga sibollo.
Pada akhirnya, sebagai karya yang diadaptasi dari disertasi yang dipertahankan di Universitas Indonesia, apa yang dibuat oleh Muhlis Hadrawi menjadikan khasanah pengetahuan kita tentang seks, lebih meluas lagi.(amirpr)
Judul: Assikalabineng Kitab Persetubuhan Bugis
Penulis: Muhlis Hadrawi
Penyunting: Anwar Jimpe Rahman dan Nuraidar Agus
Penerbit: Ininnawa, 2008
Tebal: 192 + v halaman, 15x21 cm
SUMBER : http://www.tribun-timur.com/kamasutrabugis
Kamasutra Versi Bugis (2)
Ucapkan Mantra, Hatimu Lenyap di Hatiku
Assikalabineng, Kamasutra Versi Bugis
Hanya sehari setelah ulasan singkat mengenai buku ini tersebar di dunia maya, baragam tanggapan bermunculan. Ada yang bercanda, ada pula yang serius. "Kenapa baru terbitkan sekarang setelah lahir lima anak, hehehe," tulis seorang kandidat doktor di Jepang.
Lain lagi tanggapan dari A Lagaligo Mappangara, ahli pertambangan perusahaan Chevron yang sedang berdinas di Doha, Qatar.
Ia keponakan Bupati Luwu Timur A Hatta Marakarma.
"Hhhmmmmm... pantas kulitnya anakku putih2 semua :)".
Yang serius menulis seperti ini: "dmana bisa dapat bukunya itu????mau buat hadiah he he".
Mau buat hadiah atau untuk diri sendiri?
Namun inti dari semua tanggapan itu tampaknya lebih mengacu pada pandangan bahwa sisi fungsional dari Assikalabineng masih cocok diterapkan saat ini karena sifat seks yang sangat universal.
Ini dikuatkan oleh pernyataan Muhlis Hadrawi, si penulis buku ini.
"Hal ihwal pengetahuan seksualitas yang terkandung di dalam Assikalabineng pada dasarnya menjadi teks practical knowledge, karena menyajikan pengetahuan yang dapat dipraktikkan langsung oleh masyarakat di dalam kehidupan rumah tangganya." (halaman 7).
Meskipun pengetahuan praktis (practikal knowledge) di Assikalabineng ini ditujukan untuk masyarakat umum, namun tak mudah mendapatkan informasi yang lengkap dalam bentuk tertulis seperti pada naskah lontara. Hanya segelintir orang dengan strata sosial tertentu yang bisa menyimpan naskah-naskah kuno itu atau mendapatkannya dari penuturan. Dan karena itu boleh jadi Assikalabineng ini pernah menjadi paddissengang atau pengetahuan yang eksklusif.
Mari lihat tentang cara mendekati istri (halaman 93) menurut Assikalabineng.
"Jika kamu mau menyentuh pintu kiri, tekuk kaki kirimu dan luruskan kaki kanannya, pastilah kamu menyentuh pintu kiri. Pada akhirnya di situlah perempuan akan menemukan kenikmatan..."
Di halaman 102. "Perlakukan semampu kamu hingga kenikmatan mencapai puncak. Pertemukan mulutmu dengan mulutnya. Hidungmu dengan hidungnya. Matanya dengan matamu. Dahinya dengan dahimu. Pastikan bahagian tubuhmu dan tubuhnya bertemu. Arahkan salah satu tanganmu ke farjinya. Tangan satunya lagi memegang kepalanya. Julurkan lidahmu, gigit lidahnya dan isaplah nafasnya. Ucapkan zikir ini A-I-U. Ucapkan dalam hati, "tubuhmu lenyap di tubuhku. Hatimu lenyap di hatiku, rahasiamu lenyap di rahasiaku..."
Tentang bagaimana menghadapi orgasme (halaman 112).
"Apabila zakarmu telah masuk, tahanlah nafasmu. Janganlah lupa diri dan jangan terlalu bernafsu. Ingatlah kata syariat dalam persetubuhan. Jika mani telah keluar, maka lepaslah nafas sedikit demi sedikit. Jangan melepasnya sekaligus. Lepaskan sebanyak empat tahap lalu merasakan kenikmatannya."
Ada pula cara memanjakan istri sehabis berhubungan (halaman 120).
"Apabila kamu selesai bersetubuh, luruskan kaki dan sejajarkan lutut istri dengan baik. Tekan panggulnya dan usap pula keringatnya. Pegang pula persendiannya. Usap-usaplah seluruh tubuhnya sampai dia tertidur baru kamu berhenti."
Tentang waktu dan hari bersetubuh yang ideal pun dikemukakan.
Ada empat hari baik yakni malam Senin, Rabu, Kamis, dan Jumat.
Kendati demikian, malam-malam itu tidak begitu mengikat, terutama jika berkaitan dengan vitalitas tubuh, situasimental, dan lingkungan.(amir pr)
Judul: Assikalabineng Kitab Persetubuhan Bugis
Penulis: Muhlis Hadrawi
Penyunting: Anwar Jimpe Rahman dan Nuraidar Agus
Penerbit: Ininnawa, 2008
Tebal: 192 + v halaman, 15x21 cm
SUMBER : http://www.tribun-timur.com/kamasutrabugis
Assikalabineng, Kamasutra Versi Bugis
Hanya sehari setelah ulasan singkat mengenai buku ini tersebar di dunia maya, baragam tanggapan bermunculan. Ada yang bercanda, ada pula yang serius. "Kenapa baru terbitkan sekarang setelah lahir lima anak, hehehe," tulis seorang kandidat doktor di Jepang.
Lain lagi tanggapan dari A Lagaligo Mappangara, ahli pertambangan perusahaan Chevron yang sedang berdinas di Doha, Qatar.
Ia keponakan Bupati Luwu Timur A Hatta Marakarma.
"Hhhmmmmm... pantas kulitnya anakku putih2 semua :)".
Yang serius menulis seperti ini: "dmana bisa dapat bukunya itu????mau buat hadiah he he".
Mau buat hadiah atau untuk diri sendiri?
Namun inti dari semua tanggapan itu tampaknya lebih mengacu pada pandangan bahwa sisi fungsional dari Assikalabineng masih cocok diterapkan saat ini karena sifat seks yang sangat universal.
Ini dikuatkan oleh pernyataan Muhlis Hadrawi, si penulis buku ini.
"Hal ihwal pengetahuan seksualitas yang terkandung di dalam Assikalabineng pada dasarnya menjadi teks practical knowledge, karena menyajikan pengetahuan yang dapat dipraktikkan langsung oleh masyarakat di dalam kehidupan rumah tangganya." (halaman 7).
Meskipun pengetahuan praktis (practikal knowledge) di Assikalabineng ini ditujukan untuk masyarakat umum, namun tak mudah mendapatkan informasi yang lengkap dalam bentuk tertulis seperti pada naskah lontara. Hanya segelintir orang dengan strata sosial tertentu yang bisa menyimpan naskah-naskah kuno itu atau mendapatkannya dari penuturan. Dan karena itu boleh jadi Assikalabineng ini pernah menjadi paddissengang atau pengetahuan yang eksklusif.
Mari lihat tentang cara mendekati istri (halaman 93) menurut Assikalabineng.
"Jika kamu mau menyentuh pintu kiri, tekuk kaki kirimu dan luruskan kaki kanannya, pastilah kamu menyentuh pintu kiri. Pada akhirnya di situlah perempuan akan menemukan kenikmatan..."
Di halaman 102. "Perlakukan semampu kamu hingga kenikmatan mencapai puncak. Pertemukan mulutmu dengan mulutnya. Hidungmu dengan hidungnya. Matanya dengan matamu. Dahinya dengan dahimu. Pastikan bahagian tubuhmu dan tubuhnya bertemu. Arahkan salah satu tanganmu ke farjinya. Tangan satunya lagi memegang kepalanya. Julurkan lidahmu, gigit lidahnya dan isaplah nafasnya. Ucapkan zikir ini A-I-U. Ucapkan dalam hati, "tubuhmu lenyap di tubuhku. Hatimu lenyap di hatiku, rahasiamu lenyap di rahasiaku..."
Tentang bagaimana menghadapi orgasme (halaman 112).
"Apabila zakarmu telah masuk, tahanlah nafasmu. Janganlah lupa diri dan jangan terlalu bernafsu. Ingatlah kata syariat dalam persetubuhan. Jika mani telah keluar, maka lepaslah nafas sedikit demi sedikit. Jangan melepasnya sekaligus. Lepaskan sebanyak empat tahap lalu merasakan kenikmatannya."
Ada pula cara memanjakan istri sehabis berhubungan (halaman 120).
"Apabila kamu selesai bersetubuh, luruskan kaki dan sejajarkan lutut istri dengan baik. Tekan panggulnya dan usap pula keringatnya. Pegang pula persendiannya. Usap-usaplah seluruh tubuhnya sampai dia tertidur baru kamu berhenti."
Tentang waktu dan hari bersetubuh yang ideal pun dikemukakan.
Ada empat hari baik yakni malam Senin, Rabu, Kamis, dan Jumat.
Kendati demikian, malam-malam itu tidak begitu mengikat, terutama jika berkaitan dengan vitalitas tubuh, situasimental, dan lingkungan.(amir pr)
Judul: Assikalabineng Kitab Persetubuhan Bugis
Penulis: Muhlis Hadrawi
Penyunting: Anwar Jimpe Rahman dan Nuraidar Agus
Penerbit: Ininnawa, 2008
Tebal: 192 + v halaman, 15x21 cm
SUMBER : http://www.tribun-timur.com/kamasutrabugis
Kamasutra Versi Bugis (3)
Jika Lima Menit Terasa Kurang
RELASI dalam hubungan suami istri, menurut lontara Assikalabineng, merupakan relasi dua pihak yang sepadan dan saling membutuhkan.
Tidak boleh ada sedikit pun pemaksaan satu sama lain dalam hubungan seksual. Praktik melampiaskan hasrat di saat istri sedang tertidur lelap, malah dianggap sebagai bentuk penghinaan. Ini digambarkan seolah-olah istri diperlakukan sebagai budak dan bukan mahluk yang patut dijaga dan disayangi.
Penekanan pada pemaksaan beberapa kali disebutkan dalam lontara Assikalabineng, meski secara mutlak disebutkan pula bahwa suami merupakan "pengatur irama" dan "pemegang kendali" dari seluruh proses hubungan intim itu.
Karena itu, suami sebagai subyek dan istri sebagai obyek, sedapat mungkin mengarahkan hubungan itu pada kenikmatan bersama. Kegagalan memberi kenikmatan bersama di tempat tidur bisa membuat suami digelari orowane bonggo atau lelaki yang dungu. Sebaliknya, laki-laki yang mampu membuat istrinya puas, disebut sebagai orowane mapata, suami yang cerdas.
"Demikianlah yang disebut laki-laki yang berpenetahuan terhadap istrinya. Jika tidak demikian halnya, maka itulah yang dinamakan perilaku laki-laki dungu yang membosankan." (halaman 120-121).
Masalahnya kemudian adalah, pada umumnya suami hanya bisa menjalani hubungan seksual rata-rata tidak lebih dalam lima menit. Sedangkan pada rentang waktu itu, si istri malah belum bisa merasakan puncak kepuasaan. Atas kendala itulah, terletak fungsi pengetahuan yang terdapat dalam lontara Assikalabineng.
Assikalabineng sangat menuntut si suami mengetahui teknik-teknik foreplay. "Lakukanlah tidur bersama dalam satu sarung dan melakukannya terlebih dahulu, istri akan merasa dirinya dimuliakan. Kemudian lanjutkan tidur dalam satu sarung.... Itu berarti kamu melakukan perbuatan yang membangkitkan gairahnya". (halaman 94).
Selanjutnya ada tahap yang harus dilakukan (halaman 104). "Peganglah pusarnya. Jengkalkan tanganmu, ibu jarimu dipusarnya dan kelingkingmu di farjinya. Bila tampak bagimu nafsunya telah bangkit maka berilah penciuman dua belas. Pertama-tama, ciumlah ubun-ubunnya..."
Hingga kemudian terjadilah orgasme. "Jika dia mencapai orgasme, janganlah melepasnya sebab dia sedang mencapai puncak kenikmatan.. ( nalolongennitu rennue makkunraiyye enrengnge nyamengnge. Alliangngani aja'na mulappessangngi)." (halaman 73)
Assikalabineng pun menjelaskan cara merangsang pada titik peka di tubuh istri. Cara yang dimaksud antara lain memegang perut, mencium ubun-ubun, mencium pipi, mencium pangkal leher, dan mencium farji.
Ada 12 titik rangsangan pada tubuh si perempuan yakni ubun-ubun (buwung), telinga (docciling), perantara kening (lawa enning), mata (mata), pipi (pili), hidung (inge'), dagu (sadang), pangkal leher (edda'), tengkuk (cekkong), telapak tangan (pale' lima), buah dada (pangolo), dan pusar (posi).
Sedangkan pada laki-laki ada tiga titik rangsangan yakni mulut (timu), tangan (jari), dan zakar (kalamung). Tiga titik rangsangan ini juga dapat dijadikan sebagai alat untuk merangsang perempuan. Bila ketiga alat itu dikombinasikan pergerakannya pada titik rangsangan perempuan maka akan membangkitkan sensasi yang luar biasa.
Yang tak kalah menarik dari Assikalabineng yakni mengandung informasi bahwa pola seksual akan berpengaruh pada kualitas fisik anak yang dilahirkan. Suara yang merdu, sikap yang jantan, mata yang memikat, bisa dipersiapkan sejak dini di tempat tidur.(amir pr)
Judul: Assikalabineng Kitab Persetubuhan Bugis
Penulis: Muhlis Hadrawi
Penyunting: Anwar Jimpe Rahman dan Nuraidar Agus
Penerbit: Ininnawa, 2008
Tebal: 192 + v halaman, 15x21 cm
SUMBER : http://www.tribun-timur.com/kamasutrabugis
RELASI dalam hubungan suami istri, menurut lontara Assikalabineng, merupakan relasi dua pihak yang sepadan dan saling membutuhkan.
Tidak boleh ada sedikit pun pemaksaan satu sama lain dalam hubungan seksual. Praktik melampiaskan hasrat di saat istri sedang tertidur lelap, malah dianggap sebagai bentuk penghinaan. Ini digambarkan seolah-olah istri diperlakukan sebagai budak dan bukan mahluk yang patut dijaga dan disayangi.
Penekanan pada pemaksaan beberapa kali disebutkan dalam lontara Assikalabineng, meski secara mutlak disebutkan pula bahwa suami merupakan "pengatur irama" dan "pemegang kendali" dari seluruh proses hubungan intim itu.
Karena itu, suami sebagai subyek dan istri sebagai obyek, sedapat mungkin mengarahkan hubungan itu pada kenikmatan bersama. Kegagalan memberi kenikmatan bersama di tempat tidur bisa membuat suami digelari orowane bonggo atau lelaki yang dungu. Sebaliknya, laki-laki yang mampu membuat istrinya puas, disebut sebagai orowane mapata, suami yang cerdas.
"Demikianlah yang disebut laki-laki yang berpenetahuan terhadap istrinya. Jika tidak demikian halnya, maka itulah yang dinamakan perilaku laki-laki dungu yang membosankan." (halaman 120-121).
Masalahnya kemudian adalah, pada umumnya suami hanya bisa menjalani hubungan seksual rata-rata tidak lebih dalam lima menit. Sedangkan pada rentang waktu itu, si istri malah belum bisa merasakan puncak kepuasaan. Atas kendala itulah, terletak fungsi pengetahuan yang terdapat dalam lontara Assikalabineng.
Assikalabineng sangat menuntut si suami mengetahui teknik-teknik foreplay. "Lakukanlah tidur bersama dalam satu sarung dan melakukannya terlebih dahulu, istri akan merasa dirinya dimuliakan. Kemudian lanjutkan tidur dalam satu sarung.... Itu berarti kamu melakukan perbuatan yang membangkitkan gairahnya". (halaman 94).
Selanjutnya ada tahap yang harus dilakukan (halaman 104). "Peganglah pusarnya. Jengkalkan tanganmu, ibu jarimu dipusarnya dan kelingkingmu di farjinya. Bila tampak bagimu nafsunya telah bangkit maka berilah penciuman dua belas. Pertama-tama, ciumlah ubun-ubunnya..."
Hingga kemudian terjadilah orgasme. "Jika dia mencapai orgasme, janganlah melepasnya sebab dia sedang mencapai puncak kenikmatan.. ( nalolongennitu rennue makkunraiyye enrengnge nyamengnge. Alliangngani aja'na mulappessangngi)." (halaman 73)
Assikalabineng pun menjelaskan cara merangsang pada titik peka di tubuh istri. Cara yang dimaksud antara lain memegang perut, mencium ubun-ubun, mencium pipi, mencium pangkal leher, dan mencium farji.
Ada 12 titik rangsangan pada tubuh si perempuan yakni ubun-ubun (buwung), telinga (docciling), perantara kening (lawa enning), mata (mata), pipi (pili), hidung (inge'), dagu (sadang), pangkal leher (edda'), tengkuk (cekkong), telapak tangan (pale' lima), buah dada (pangolo), dan pusar (posi).
Sedangkan pada laki-laki ada tiga titik rangsangan yakni mulut (timu), tangan (jari), dan zakar (kalamung). Tiga titik rangsangan ini juga dapat dijadikan sebagai alat untuk merangsang perempuan. Bila ketiga alat itu dikombinasikan pergerakannya pada titik rangsangan perempuan maka akan membangkitkan sensasi yang luar biasa.
Yang tak kalah menarik dari Assikalabineng yakni mengandung informasi bahwa pola seksual akan berpengaruh pada kualitas fisik anak yang dilahirkan. Suara yang merdu, sikap yang jantan, mata yang memikat, bisa dipersiapkan sejak dini di tempat tidur.(amir pr)
Judul: Assikalabineng Kitab Persetubuhan Bugis
Penulis: Muhlis Hadrawi
Penyunting: Anwar Jimpe Rahman dan Nuraidar Agus
Penerbit: Ininnawa, 2008
Tebal: 192 + v halaman, 15x21 cm
SUMBER : http://www.tribun-timur.com/kamasutrabugis
Kamasutra Versi Bugis (4)
Di Mana Pusat Rangsangan Tertinggi
Assakalabineng adalah kumpulan manuskrip Lontara asli yang dikumpulkan, diterjemahkan, lalu diolah oleh filolog lontara dari Univeritas Hasanuddin (Unhas), Muhlis Hadrawi, menjadi bacaan dan pengetahuan yang siap dipraktikkan.
Di bagian awal buku yang didedikasikan sebagai tesis untuk meraih gelar master di Universitas Indonesia (UI) ini, penulis menyebutkan ada 44 naskah Lontara yang dipakai sebagai rujukan utama.
Sebanyak 28 teks beraksara Bugis dan 16 sisanya manuskrip lontara Makassar. "Aksaranya macam-macam, ada sulapa eppa, serang, dan jangang-jangang." (hal.10)
Tak mengherankan, tips, trik, sekaligus mantra yang disajikan pun bervariasi, namun pada intinya sama, dan menyesuaikan dengan kultur Bugis pesisir atau Makassar pedalaman.
Seperti proses seleksi hadis, penulis memaparkannya utuh dan menganalisanya.Dalam naskah Bunga Rampai Budaya, yang berisi, "tata cara mandi junub, sebelum melakuklan hubungan seks untuk membangkitkan gairah wanita serta doa-doanya, dan tata cara agar awet muda setelah berhubungan seks," misalnya, diperoleh dari manuskrip tua 52 halaman yang disalin dari pemilik aslinya, Amiruddin, warga Paccerakkang.
Secara teratur buku ini mengklasifikasi titik-titik rangsangan perempuan, manfaat mandi sebagai foreplay atau siklus perubahan titik rangsangan wanita yang berubah sesuai siklus haid, dan hari di masa subur istri, dan siklus mani perempuan yang berpindah-pindah.
Di mana titik mani berada, maka di situlah pusat rangsangan tertinggi, dan akan membuat pasangan suami istri menggelinjang, laiknya gerakan pangkal ekor ikan mujair di lumpur berair.
"Inilah pengetahuan dari Baginda Ali ketika hendak berhubungan dengan Fatimah/Malam jumat dia mencium ubun-ubun sebab di situlah maninya berada/ Sabtu dia mencium kepalanya, sebab di situlah maninya berada/ malam Ahad, Ali mencium mata Fatimah sebab di situlah maninya berada/malam Senin diciuminya perantara keningnya....
Di manuskrip lain, disebutkan tujuh titik rangsangan yang menjadi daerah sensasi selama peredaran malam; pertama, Ubun-ubun (buwung) di malam Jumat; dua, kepala (ulu) di malam Sabtu; ketiga, mata (mata) di malam Ahad; keempat, perantara alis (lewa enning) di malam Senin; kelima, hidung (inge') di malam Selasa; keenam, buah dada (pangolo) di malam Rabu; dan ketujuh, ulu hati (ulu ati) di malam Kamis.
Ketujuh pusat rangsangan itu adalah bagian dari dua belas sensasi seksual perempuan.
"Efek rangsangan terbaik bila dilakukan pada rangkaian titik peka itu, diraba, lalu selalu diiringi ciuman, sebelum masuk ke tahap penetrasi, yang diikuti beberapa mantra dalam bahasa Arab adan Lontara.(thamzil thahir)
Judul: Assikalabineng Kitab Persetubuhan Bugis
Penulis: Muhlis Hadrawi
Penyunting: Anwar Jimpe Rahman dan Nuraidar Agus
Penerbit: Ininnawa, 2008
Tebal: 192 + v halaman, 15x21 cm
SUMBER : http://www.tribun-timur.com/kamasutrabugis
Assakalabineng adalah kumpulan manuskrip Lontara asli yang dikumpulkan, diterjemahkan, lalu diolah oleh filolog lontara dari Univeritas Hasanuddin (Unhas), Muhlis Hadrawi, menjadi bacaan dan pengetahuan yang siap dipraktikkan.
Di bagian awal buku yang didedikasikan sebagai tesis untuk meraih gelar master di Universitas Indonesia (UI) ini, penulis menyebutkan ada 44 naskah Lontara yang dipakai sebagai rujukan utama.
Sebanyak 28 teks beraksara Bugis dan 16 sisanya manuskrip lontara Makassar. "Aksaranya macam-macam, ada sulapa eppa, serang, dan jangang-jangang." (hal.10)
Tak mengherankan, tips, trik, sekaligus mantra yang disajikan pun bervariasi, namun pada intinya sama, dan menyesuaikan dengan kultur Bugis pesisir atau Makassar pedalaman.
Seperti proses seleksi hadis, penulis memaparkannya utuh dan menganalisanya.Dalam naskah Bunga Rampai Budaya, yang berisi, "tata cara mandi junub, sebelum melakuklan hubungan seks untuk membangkitkan gairah wanita serta doa-doanya, dan tata cara agar awet muda setelah berhubungan seks," misalnya, diperoleh dari manuskrip tua 52 halaman yang disalin dari pemilik aslinya, Amiruddin, warga Paccerakkang.
Secara teratur buku ini mengklasifikasi titik-titik rangsangan perempuan, manfaat mandi sebagai foreplay atau siklus perubahan titik rangsangan wanita yang berubah sesuai siklus haid, dan hari di masa subur istri, dan siklus mani perempuan yang berpindah-pindah.
Di mana titik mani berada, maka di situlah pusat rangsangan tertinggi, dan akan membuat pasangan suami istri menggelinjang, laiknya gerakan pangkal ekor ikan mujair di lumpur berair.
"Inilah pengetahuan dari Baginda Ali ketika hendak berhubungan dengan Fatimah/Malam jumat dia mencium ubun-ubun sebab di situlah maninya berada/ Sabtu dia mencium kepalanya, sebab di situlah maninya berada/ malam Ahad, Ali mencium mata Fatimah sebab di situlah maninya berada/malam Senin diciuminya perantara keningnya....
Di manuskrip lain, disebutkan tujuh titik rangsangan yang menjadi daerah sensasi selama peredaran malam; pertama, Ubun-ubun (buwung) di malam Jumat; dua, kepala (ulu) di malam Sabtu; ketiga, mata (mata) di malam Ahad; keempat, perantara alis (lewa enning) di malam Senin; kelima, hidung (inge') di malam Selasa; keenam, buah dada (pangolo) di malam Rabu; dan ketujuh, ulu hati (ulu ati) di malam Kamis.
Ketujuh pusat rangsangan itu adalah bagian dari dua belas sensasi seksual perempuan.
"Efek rangsangan terbaik bila dilakukan pada rangkaian titik peka itu, diraba, lalu selalu diiringi ciuman, sebelum masuk ke tahap penetrasi, yang diikuti beberapa mantra dalam bahasa Arab adan Lontara.(thamzil thahir)
Judul: Assikalabineng Kitab Persetubuhan Bugis
Penulis: Muhlis Hadrawi
Penyunting: Anwar Jimpe Rahman dan Nuraidar Agus
Penerbit: Ininnawa, 2008
Tebal: 192 + v halaman, 15x21 cm
SUMBER : http://www.tribun-timur.com/kamasutrabugis
Kamasutra Versi Bugis (5)
Hadiah Pernikahan Terindah
KITAB persetubuhan Bugis, Assikalabineng, punya ciri khas tersendiri. Dia adalah pergulatan pengetahuan, pengalaman, dan spiritualitas masyarakat Bugis soal puncak kebudayaan yang amat bersifat private (pribadi).
India mengenal Kama Sutra yang merupakan saripati pengetahuan persetubuhan dari kitab Vatsyayana. Meski belakangan kama sutra lebih menonjolkan lelaku atau gaya seksual, tapi sebenarnya ini adalah "gaya hidup" raja-raja untuk mencapai moksa.
Kebudayaan Jawa juga mengenal Serat Centhini dan Serat Nitimani karena terpengaruh kebudayaan Islam, lelaku ini untuk mencapai makrifat.
Sebagai salah satu dari beberapa suku bangsa yang memiliki aksara sebagai medium, Lontara Assikalaibineng, bisa disejajarkan dengan kitab-kitab dari bangsa berbudaya tinggi lainnya.
Kita Assikalabineng menempatkan laki-laki sebagai inisiator. Ajaran, tata cara, syarat, atau mantra dalam bahasa Arab atau Lontara, menempatkan pria sebagai tokoh sentral.
Tak mengherankan, ajaran ini hanya diajarkan kepada lelaki yang akan menikah atau sudah menikah. Ajaran ini tidak sama sekali diperuntukkan bagi lelaki yang belum dewasa.
Masyarakat Bugis amat meyakini bahwa seorang suami yang akan menikah di masa "pingitan" sudah membekali diri dengan pengetahuan dan kebijaksanaan Assikalaibineng.
Pengetahuan inilah yang mengkonfirmasikan, betapa berharganya malam pertama bagi laki-laki. Dengan ilmu dan lelaku ini, mempelai pria bisa mengetahui, apakah istrinya masih virgin atau jusrtu akan membuatnya malu.
Ritual Agama
Kitab ini menempatkan hubungan seks di malam pertama dan malam-malam selanjutnya sebagai ritual keagamaan, bukan wadah pelampiasan nafsu, atau menghabiskan masa honeymoon.
Buku ini, seperti ajaran Islam, mengajarkan bagaimana menahan dan mengatur hawa nafsu dengan prosedur teratur dan zikir.
Di halaman 140, misalnya, diajarkan tata cara awal sebelum melakukan hubungan seks. Pasangan mandi secara terpisah, lalu berwudu dan melakukan tafakkur dalam salat sunnah. Buku ini faham betul, bahwa hasrat pria selalu lebih besar, namun paling cepat "terlampiaskan". Proses ini, diebut dengan "nikah batin". Istilah ini merujuk kepada pengelaman anak mertua nabi Muhammad, Ali dengan Fatimah.
"..bila kamu dan istrimu pertama kali berhubungan, maka tafakurlah lebih dulu. Pusatkan mata hatimu, lihatlah dirimua sebagai Alif , dan istrimu sebagai huruf Ba."
Lalu peganglah lengannya lalu ucapkan salam berbunyi, Assaalamu alaikum, Ali memegang, Fatimah dipegang. Apabila kamu memegang tangannya maka ucapkan syahadat. Ucapkan dalam hati atau Jubril menikahkan saya, Muhammad Wali saya, wali saksi saya, atas kehendak Allah taala, kunfayakun. Lalu mulailah dengan ciuman, dan ...... "
Nikah Batin
Konsep nikah bathin ini adalah amalan dan ajaran tasawwuf dalam peristiwa Assikalaibineng. Proses ini adalah penyatuan unsur lahiriah dan bathiniah antara lelaki dan perempuan. Dalam kitab ini, disebut penyatuan eppa sulapa. Penyatuan tubuh dengan tubuh, hati dengan hati, nyawa dengan nyawa, dan rahasia dengan rahasia.
Dengan, konsep nikah batin inilah yang merupakan klimaks dalam konteks spiritualitas manusia dalam hubungan seks, atau "tassawuf seks".
Dan inilah, yang menyebabkan kenapa para bangsawan dan orang berilmu Bugis-Makassar dalam pesta perkawinannya biasanya memakan waktu persiapan yang lama.
Kitab Assikalaibaineng adalah ilmu yang ditunggu-tunggu atau hadiah perkawinan berharga bagi pria dewasa yang segera ke pelaminan dan akan mempraktikkannya di malam pertamanya.(thamzil thahir)
Judul: Assikalabineng Kitab Persetubuhan Bugis
Penulis: Muhlis Hadrawi
Penyunting: Anwar Jimpe Rahman dan Nuraidar Agus
Penerbit: Ininnawa, 2008
Tebal: 192 + v halaman, 15x21 cm
SUMBER : http://www.tribun-timur.com/kamasutrabugis
KITAB persetubuhan Bugis, Assikalabineng, punya ciri khas tersendiri. Dia adalah pergulatan pengetahuan, pengalaman, dan spiritualitas masyarakat Bugis soal puncak kebudayaan yang amat bersifat private (pribadi).
India mengenal Kama Sutra yang merupakan saripati pengetahuan persetubuhan dari kitab Vatsyayana. Meski belakangan kama sutra lebih menonjolkan lelaku atau gaya seksual, tapi sebenarnya ini adalah "gaya hidup" raja-raja untuk mencapai moksa.
Kebudayaan Jawa juga mengenal Serat Centhini dan Serat Nitimani karena terpengaruh kebudayaan Islam, lelaku ini untuk mencapai makrifat.
Sebagai salah satu dari beberapa suku bangsa yang memiliki aksara sebagai medium, Lontara Assikalaibineng, bisa disejajarkan dengan kitab-kitab dari bangsa berbudaya tinggi lainnya.
Kita Assikalabineng menempatkan laki-laki sebagai inisiator. Ajaran, tata cara, syarat, atau mantra dalam bahasa Arab atau Lontara, menempatkan pria sebagai tokoh sentral.
Tak mengherankan, ajaran ini hanya diajarkan kepada lelaki yang akan menikah atau sudah menikah. Ajaran ini tidak sama sekali diperuntukkan bagi lelaki yang belum dewasa.
Masyarakat Bugis amat meyakini bahwa seorang suami yang akan menikah di masa "pingitan" sudah membekali diri dengan pengetahuan dan kebijaksanaan Assikalaibineng.
Pengetahuan inilah yang mengkonfirmasikan, betapa berharganya malam pertama bagi laki-laki. Dengan ilmu dan lelaku ini, mempelai pria bisa mengetahui, apakah istrinya masih virgin atau jusrtu akan membuatnya malu.
Ritual Agama
Kitab ini menempatkan hubungan seks di malam pertama dan malam-malam selanjutnya sebagai ritual keagamaan, bukan wadah pelampiasan nafsu, atau menghabiskan masa honeymoon.
Buku ini, seperti ajaran Islam, mengajarkan bagaimana menahan dan mengatur hawa nafsu dengan prosedur teratur dan zikir.
Di halaman 140, misalnya, diajarkan tata cara awal sebelum melakukan hubungan seks. Pasangan mandi secara terpisah, lalu berwudu dan melakukan tafakkur dalam salat sunnah. Buku ini faham betul, bahwa hasrat pria selalu lebih besar, namun paling cepat "terlampiaskan". Proses ini, diebut dengan "nikah batin". Istilah ini merujuk kepada pengelaman anak mertua nabi Muhammad, Ali dengan Fatimah.
"..bila kamu dan istrimu pertama kali berhubungan, maka tafakurlah lebih dulu. Pusatkan mata hatimu, lihatlah dirimua sebagai Alif , dan istrimu sebagai huruf Ba."
Lalu peganglah lengannya lalu ucapkan salam berbunyi, Assaalamu alaikum, Ali memegang, Fatimah dipegang. Apabila kamu memegang tangannya maka ucapkan syahadat. Ucapkan dalam hati atau Jubril menikahkan saya, Muhammad Wali saya, wali saksi saya, atas kehendak Allah taala, kunfayakun. Lalu mulailah dengan ciuman, dan ...... "
Nikah Batin
Konsep nikah bathin ini adalah amalan dan ajaran tasawwuf dalam peristiwa Assikalaibineng. Proses ini adalah penyatuan unsur lahiriah dan bathiniah antara lelaki dan perempuan. Dalam kitab ini, disebut penyatuan eppa sulapa. Penyatuan tubuh dengan tubuh, hati dengan hati, nyawa dengan nyawa, dan rahasia dengan rahasia.
Dengan, konsep nikah batin inilah yang merupakan klimaks dalam konteks spiritualitas manusia dalam hubungan seks, atau "tassawuf seks".
Dan inilah, yang menyebabkan kenapa para bangsawan dan orang berilmu Bugis-Makassar dalam pesta perkawinannya biasanya memakan waktu persiapan yang lama.
Kitab Assikalaibaineng adalah ilmu yang ditunggu-tunggu atau hadiah perkawinan berharga bagi pria dewasa yang segera ke pelaminan dan akan mempraktikkannya di malam pertamanya.(thamzil thahir)
Judul: Assikalabineng Kitab Persetubuhan Bugis
Penulis: Muhlis Hadrawi
Penyunting: Anwar Jimpe Rahman dan Nuraidar Agus
Penerbit: Ininnawa, 2008
Tebal: 192 + v halaman, 15x21 cm
SUMBER : http://www.tribun-timur.com/kamasutrabugis
Bercinta Sehat Gaya "Kamasutra" Bugis
Bercinta Sehat Gaya "Kamasutra" Bugis
TRIBUN TIMUR/ABBAS SANJI
Kitab Assikalabineng, primbon seks Bugis. Rabu, 29 Juli 2009 12:52 WIB
TEKNIK bertahan dalam persetubuhan menjadi hal yang sangat penting dan mendapat tempat khusus dalam Assikalaibineng. Dan sekali lagi, pihak suami menjadi faktor kunci.
Kitab peretubuhan Bugis Assikalaibineng ini tahu betul bahwa pihak suami senantiasa lebih cepat menyelesaikan hubungan ketimbang perempuan. Menenangkan diri, sabar, konsentrasi, dan memulai dengan kalimat taksim amat disarankan sebelum foreplay.
Manuskrip Assikalaibineng amat mementingkan kualitas hubungan badan ketimbang frekuensi atau multiorgasme. Assikalaibineng adalah ilmu menahan nafsu, melatih jiwa untuk tetap konsentrasi dan tak dikalahkan oleh hawa nafsu.
Namun pada intinya, Assikalaibineng bukanlah lelaku atau taswawwuf untuk berhubungan badan, lebih dari itu Assikalaibnineng adalah tahapan awal untuk membuat anak yang cerdas, beriman, memiliki fisik yang sehat. Inti dari ajaran ini adalah bagaimana membuat generasi pelanjut yang sesuai tuntutan agama. (h.151)
Banyak teori seksualitas mengungkapkan bahwa potensi enjakulasi sebagai puncak kenikmatan seksual bagi laki-laki lebih tinggi ketimbang perempuan. Perbandingannya delapan kali untuk suami, dan satu kali bagi istri.
Bahkan, dapat saja seorang istri tidak pernah sekalipun merasakan orgasme seteles sekian kali, bahkan sekian lama hidup berumah tangga. Assikalaibaineng, mengkalim bahwa ini terjadi karena pihak suami sama sekali tak tahu atau bahkan tak mau tahu dengan lelaku seks yang mengedepankan kualitas.
Emonde Boas, seorang dokter asal Amerika bahkan pernah melakukan penelitian, dari 1400 lelaki yang didata mengidap penyakit lemah syahwat, hanya tujuh yang lemah karena sebab-sebab jasmani, yang lainya karena sebab rohani atau psikologis,"
Dia melanjutkan, "kejiwaanlah yang menyebabkan faktor terbesar sekaligus penggerak seseorang melakukan hubungan seks, sedangkan tubuh dan alat reproduksi hanya merupakan alat pemuasan bagi melaksanakan kehidupan kejiwaan seseorang.
Sedangkan teknik mengelola nafas, cara penetrasi, dan menutup hubungan dengan pijitan ke sejumlah titik rangsangan perempuan, dan menemani istri tertidur dalam satu selimut atau sarung merupakan bentuk akhir menjaga kualitas hubungan.
Pengetahuan praktis seperti waktu yang baik dan kurang baik untuk berhubungan badan juga secara rinci diatur dalam kitab ini. "Tidak sepanjang satu malam menjadi masa yang tepat untuk bersetubuh." (hal.166)
Terdapat keterkaitan waktu bersetubuh dengan kualitas anak yang terbuahi, seperti warna kulit anak. Untuk memperoleh anak yang berkulit putih, peretubuhan dilakukan setelah isya. Untuk anak yang berkulit hitam, persetubuhan dilakukan tengah malam (sebelum shalat tahajjud), anak yang warna kulitnya kemerah-memerahan dilakukan antara Isya dan tengah malam.
Sedangkan untuk anak berkulit putih bercahaya, bersetubuhan dilakukan dengan memperkirakan berakhirnya masa terbit fajar di pagi hari. Atau lebih tepatnya dilakukan usai solat subuh, antara pukul 05.15 hingga pukul 06.00 jika itu waktu di Indonesia. Ini sekaligus supaya mempermudah mandi junub.
Secara khusus kitab ini adalah menuntut pihak suami sebagai inisiator dan mengingatkan kepada istri, agar menyesuaikan waktu tidur dengan keinginan melakukan persetubuhan. Sebab ternyata, persoalan waktu amat berdampak secara psikologis maupun biologis, terutama pihak istri.
Sesuaikan waktu tidur
Teks Assikalaibineng secara spesifik menyebutkan adanya kaitan waktu tidur istri dengan ajakan suami bersetubuh. Assikalaibineng A hal.72-73 menyebutkan, "bila suami mengajak istri berhubungan saat menjelang tidur, maka ia merasakan dirinya diperlakukan penuh kasih sayang (ricirinnai) dan dihargai (ripakalebbiri). Akan tetapi jika istri sedang tidur pulas, lantas suami membangunkannya untuk bersetubuh, maka istri akan merasa diperlakukan laiknya budak seks, yang disitilahkan dengan ripatinro jemma'.
Soal bangun membangunkan istri yang tidur pulas, Assikalaibineng juga memberikan cara efektif. Kitab ini sepertinya tahu betul, bahwa jika usai orgasme sang istri biasanya langsung tertidur. Untuk menunjukkan kasih sayang, maka usai berhubungan lelaki bisa mengambil air, lalu mercikkan satu dua tetes ke muka istri.
Setelah istri terbangun, lelaki memberikan pijitan awal di antara kening, mata, menciumim ubun-ubun, memijit bagian panggul lalu bercakap-cakap sejenak. Percakapan ini bagi istri akan selalu diingat.
Kitab peretubuhan Bugis Assikalaibineng ini tahu betul bahwa pihak suami senantiasa lebih cepat menyelesaikan hubungan ketimbang perempuan. Menenangkan diri, sabar, konsentrasi, dan memulai dengan kalimat taksim amat disarankan sebelum foreplay.
Manuskrip Assikalaibineng amat mementingkan kualitas hubungan badan ketimbang frekuensi atau multiorgasme. Assikalaibineng adalah ilmu menahan nafsu, melatih jiwa untuk tetap konsentrasi dan tak dikalahkan oleh hawa nafsu.
Namun pada intinya, Assikalaibineng bukanlah lelaku atau taswawwuf untuk berhubungan badan, lebih dari itu Assikalaibnineng adalah tahapan awal untuk membuat anak yang cerdas, beriman, memiliki fisik yang sehat. Inti dari ajaran ini adalah bagaimana membuat generasi pelanjut yang sesuai tuntutan agama. (h.151)
Banyak teori seksualitas mengungkapkan bahwa potensi enjakulasi sebagai puncak kenikmatan seksual bagi laki-laki lebih tinggi ketimbang perempuan. Perbandingannya delapan kali untuk suami, dan satu kali bagi istri.
Bahkan, dapat saja seorang istri tidak pernah sekalipun merasakan orgasme seteles sekian kali, bahkan sekian lama hidup berumah tangga. Assikalaibaineng, mengkalim bahwa ini terjadi karena pihak suami sama sekali tak tahu atau bahkan tak mau tahu dengan lelaku seks yang mengedepankan kualitas.
Emonde Boas, seorang dokter asal Amerika bahkan pernah melakukan penelitian, dari 1400 lelaki yang didata mengidap penyakit lemah syahwat, hanya tujuh yang lemah karena sebab-sebab jasmani, yang lainya karena sebab rohani atau psikologis,"
Dia melanjutkan, "kejiwaanlah yang menyebabkan faktor terbesar sekaligus penggerak seseorang melakukan hubungan seks, sedangkan tubuh dan alat reproduksi hanya merupakan alat pemuasan bagi melaksanakan kehidupan kejiwaan seseorang.
Sedangkan teknik mengelola nafas, cara penetrasi, dan menutup hubungan dengan pijitan ke sejumlah titik rangsangan perempuan, dan menemani istri tertidur dalam satu selimut atau sarung merupakan bentuk akhir menjaga kualitas hubungan.
Pengetahuan praktis seperti waktu yang baik dan kurang baik untuk berhubungan badan juga secara rinci diatur dalam kitab ini. "Tidak sepanjang satu malam menjadi masa yang tepat untuk bersetubuh." (hal.166)
Terdapat keterkaitan waktu bersetubuh dengan kualitas anak yang terbuahi, seperti warna kulit anak. Untuk memperoleh anak yang berkulit putih, peretubuhan dilakukan setelah isya. Untuk anak yang berkulit hitam, persetubuhan dilakukan tengah malam (sebelum shalat tahajjud), anak yang warna kulitnya kemerah-memerahan dilakukan antara Isya dan tengah malam.
Sedangkan untuk anak berkulit putih bercahaya, bersetubuhan dilakukan dengan memperkirakan berakhirnya masa terbit fajar di pagi hari. Atau lebih tepatnya dilakukan usai solat subuh, antara pukul 05.15 hingga pukul 06.00 jika itu waktu di Indonesia. Ini sekaligus supaya mempermudah mandi junub.
Secara khusus kitab ini adalah menuntut pihak suami sebagai inisiator dan mengingatkan kepada istri, agar menyesuaikan waktu tidur dengan keinginan melakukan persetubuhan. Sebab ternyata, persoalan waktu amat berdampak secara psikologis maupun biologis, terutama pihak istri.
Sesuaikan waktu tidur
Teks Assikalaibineng secara spesifik menyebutkan adanya kaitan waktu tidur istri dengan ajakan suami bersetubuh. Assikalaibineng A hal.72-73 menyebutkan, "bila suami mengajak istri berhubungan saat menjelang tidur, maka ia merasakan dirinya diperlakukan penuh kasih sayang (ricirinnai) dan dihargai (ripakalebbiri). Akan tetapi jika istri sedang tidur pulas, lantas suami membangunkannya untuk bersetubuh, maka istri akan merasa diperlakukan laiknya budak seks, yang disitilahkan dengan ripatinro jemma'.
Soal bangun membangunkan istri yang tidur pulas, Assikalaibineng juga memberikan cara efektif. Kitab ini sepertinya tahu betul, bahwa jika usai orgasme sang istri biasanya langsung tertidur. Untuk menunjukkan kasih sayang, maka usai berhubungan lelaki bisa mengambil air, lalu mercikkan satu dua tetes ke muka istri.
Setelah istri terbangun, lelaki memberikan pijitan awal di antara kening, mata, menciumim ubun-ubun, memijit bagian panggul lalu bercakap-cakap sejenak. Percakapan ini bagi istri akan selalu diingat.
Kamasutra Versi Bugis [ASSIKALAIBINENG]
Subject: Jika Lima Menit Terasa Kurang [ASSIKALAIBINENG]
Selsa, 22 November 2010 | 04:53 WITA RELASI dalam hubungan suami istri, menurut lontara Assikalabineng, merupakan relasi dua pihak yang sepadan dan saling membutuhkan. Tidak boleh ada sedikit pun pemaksaan satu sama lain dalam hubungan seksual. Praktik melampiaskan hasrat di saat istri sedang tertidur lelap, malah dianggap sebagai bentuk penghinaan. Ini digambarkan seolah-olah istri diperlakukan sebagai budak dan bukan mahluk yang patut dijaga dan disayangi. Penekanan pada pemaksaan beberapa kali disebutkan dalam lontara Assikalabineng, meski secara mutlak disebutkan pula bahwa suami merupakan "pengatur irama" dan "pemegang kendali" dari seluruh proses hubungan intim itu. Karena itu, suami sebagai subyek dan istri sebagai obyek, sedapat mungkin mengarahkan hubungan itu pada kenikmatan bersama. Kegagalan memberi kenikmatan bersama di tempat tidur bisa membuat suami digelari orowane bonggo atau lelaki yang dungu. Sebaliknya, laki-laki yang mampu membuat istrinya puas, disebut sebagai orowane mapata, suami yang cerdas. "Demikianlah yang disebut laki-laki yang berpenetahuan terhadap istrinya. Jika tidak demikian halnya, maka itulah yang dinamakan perilaku laki-laki dungu yang membosankan." (halaman 120-121). Masalahnya kemudian adalah, pada umumnya suami hanya bisa menjalani hubungan seksual rata-rata tidak lebih dalam lima menit. Sedangkan pada rentang waktu itu, si istri malah belum bisa merasakan puncak kepuasaan. Atas kendala itulah, terletak fungsi pengetahuan yang terdapat dalam lontara Assikalabineng. Assikalabineng sangat menuntut si suami mengetahui teknik-teknik foreplay. "Lakukanlah tidur bersama dalam satu sarung dan melakukannya terlebih dahulu, istri akan merasa dirinya dimuliakan. Kemudian lanjutkan tidur dalam satu sarung.... Itu berarti kamu melakukan perbuatan yang membangkitkan gairahnya". (halaman 94). Selanjutnya ada tahap yang harus dilakukan (halaman 104). "Peganglah pusarnya. Jengkalkan tanganmu, ibu jarimu dipusarnya dan kelingkingmu di farjinya. Bila tampak bagimu nafsunya telah bangkit maka berilah penciuman dua belas. Pertama-tama, ciumlah ubun-ubunnya..." Hingga kemudian terjadilah orgasme. "Jika dia mencapai orgasme, janganlah melepasnya sebab dia sedang mencapai puncak kenikmatan.. ( nalolongennitu rennue makkunraiyye enrengnge nyamengnge. Alliangngani aja'na mulappessangngi)." (halaman 73). Assikalabineng pun menjelaskan cara merangsang pada titik peka di tubuh istri. Cara yang dimaksud antara lain memegang perut, mencium ubun-ubun, mencium pipi, mencium pangkal leher, dan mencium farji. Ada 12 titik rangsangan pada tubuh si perempuan yakni ubun-ubun (buwung), telinga (docciling), perantara kening (lawa enning), mata (mata), pipi (pili), hidung (inge'), dagu (sadang), pangkal leher (edda'), tengkuk (cekkong), telapak tangan (pale' lima), buah dada (pangolo), dan pusar (posi). Sedangkan pada laki-laki ada tiga titik rangsangan yakni mulut (timu), tangan (jari), dan zakar (kalamung). Tiga titik rangsangan ini juga dapat dijadikan sebagai alat untuk merangsang perempuan. Bila ketiga alat itu dikombinasikan pergerakannya pada titik rangsangan perempuan maka akan membangkitkan sensasi yang luar biasa. Yang tak kalah menarik dari Assikalabineng yakni mengandung informasi bahwa pola seksual akan berpengaruh pada kualitas fisik anak yang dilahirkan. Suara yang merdu, sikap yang jantan, mata yang memikat, bisa dipersiapkan sejak dini di tempat tidur.
Kamasutra Versi Bugis [ASSIKALAIBINENG]
Subject: Di Mana Pusat Rangsangan Tertinggi [ASSIKALAIBINENG]
Senin, 22 November 2010 | 04:00 WITA
Sejak pertama kali dipublikasikan Tribun, Rabu (14/1) lalu, buku Kamasutra versi Bugis, Assikalabineng, Kitab Persetubuhan Bugis, terus dicari. Seluruh kanal dan akses komunikasi ke Tribun, berisi pesan seragam. Melalui jalur SMS, pertanyaan praktis, "Di mana penjualnya dan berapa harganya?". Via ponsel ada yang memelas, "Tolong kodong, ada sahabatku yang mau menikah. Berapa pun harganya, saya akan bayar, ini untuk hadiah". Bahkan pramuniaga tiga gerai buku Gramedia di Makassar, terpaksa "harus" mengecewakan pelanggannya. Dengan pertimbangan, buku terbitan Ininnawa ini masih dalam proses menunggu launching, serta animo pembaca yang membeludak, Kamasutra versi Bugis ini kami lanjutkan. Kali ini lebih menukik kepada trik dan tips yang bisa langsung digunakan dengan sekali baca. ASSAKALABINENG adalah kumpulan manuskrip Lontara asli yang dikumpulkan, diterjemahkan, lalu diolah oleh filolog lontara dari Univeritas Hasanuddin (Unhas), Muhlis Hadrawi, menjadi bacaan dan pengetahuan yang siap dipraktikkan. Di bagian awal buku yang didedikasikan sebagai tesis untuk meraih gelar master di Universitas Indonesia (UI) ini, penulis menyebutkan ada 44 naskah Lontara yang dipakai sebagai rujukan utama. Sebanyak 28 teks beraksara Bugis dan 16 sisanya manuskrip lontara Makassar. "Aksaranya macam-macam, ada sulapa eppa, serang, dan jangang-jangang." (hal.10) Tak mengherankan, tips, trik, sekaligus mantra yang disajikan pun bervariasi, namun pada intinya sama, dan menyesuaikan dengan kultur Bugis pesisir atau Makassar pedalaman. Seperti proses seleksi hadis, penulis memaparkannya utuh dan menganalisanya. Dalam naskah Bunga Rampai Budaya, yang berisi, "tata cara mandi junub, sebelum melakuklan hubungan seks untuk membangkitkan gairah wanita serta doa-doanya, dan tata cara agar awet muda setelah berhubungan seks," misalnya, diperoleh dari manuskrip tua 52 halaman yang disalin dari pemilik aslinya, Amiruddin, warga Paccerakkang. Secara teratur buku ini mengklasifikasi titik-titik rangsangan perempuan, manfaat mandi sebagai foreplay atau siklus perubahan titik rangsangan wanita yang berubah sesuai siklus haid, dan hari di masa subur istri, dan siklus mani perempuan yang berpindah-pindah. Di mana titik mani berada, maka di situlah pusat rangsangan tertinggi, dan akan membuat pasangan suami istri menggelinjang, laiknya gerakan pangkal ekor ikan mujair di lumpur berair. "Inilah pengetahuan dari Baginda Ali ketika hendak berhubungan dengan Fatimah/Malam jumat dia mencium ubun-ubun sebab di situlah maninya berada/ Sabtu dia mencium kepalanya, sebab di situlah maninya berada/ malam Ahad, Ali mencium mata Fatimah sebab di situlah maninya berada/malam Senin diciuminya perantara keningnya....// Di manuskrip lain, disebutkan tujuh titik rangsangan yang menjadi daerah sensasi selama peredaran malam; pertama, Ubun-ubun (buwung) di malam Jumat; dua, kepala (ulu) di malam Sabtu; ketiga, mata (mata) di malam Ahad; keempat, perantara alis (lewa enning) di malam Senin; kelima, hidung (inge') di malam Selasa; keenam, buah dada (pangolo) di malam Rabu; dan ketujuh, ulu hati (ulu ati) di malam Kamis. Ketujuh pusat rangsangan itu adalah bagian dari dua belas sensasi seksual perempuan. "Efek rangsangan terbaik bila dilakukan pada rangkaian titik peka itu, diraba, lalu selalu diiringi ciuman, sebelum masuk ke tahap penetrasi, yang diikuti beberapa mantra dalam bahasa Arab adan Lontara.
Bagaimana Mengirim Video ke Youtube?
NAMANYA juga situs berbagi video (video-sharing), Youtube dan ratusan situs semacam ini untuk mengisi kontennya mengandalkan posting-an dari para pembuat video profesional maupun amatiran. Hasil posting-an itu kemudian bisa ditonton, dinilai, dan diberi komentar oleh siapa pun tanpa perlu bayaran, paling hanya registrasi bagi penggunanya yang ingin berkomentar atau konfirmasi untuk memutar video konsumsi dewasa.
Lalu apakah kita juga bisa mengirimkan (upload) video ke situs ini? Tentu saja bisa asalkan video itu hasil kreasi kita sendiri dan sesuai dengan yang dipersyaratkan situs penyedia layanan ini.
Sebelum menginjak pada bahasan cara upload video ke Youtube, kita perlu mengetahui dahulu format apa yang biasa digunakan untuk memutar klip-klip ini. Untuk menayangkan file-file video di internet, Youtube menggunakan format streaming video yang disebut flash video, bisa diamati dari file-filenya yang ber-extension FLV. Menggunakan jenis format ini bagi Youtube bukanlah tanpa alasan, format ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya bisa diputar hampir di semua sistem operasi, lagi pula distribusinya kini sudah sangat luas.
Flash video atau FLV merupakan format untuk streaming video di web yang menggunakan Adobe Flash Player. Format ini dibuat (encoding) dengan tool yang terdapat di aplikasi Macromedia Flash. Untuk bisa memutar film-film dengan format ini diperlukan browser yang telah dilengkapi plug-in flash video, tetapi biasanya browser-browser yang ada sekarang sudah otomatis dilengkapi plug-in berukuran kecil ini.
Namun, video yang akan dikirim ke situs Youtube tidak harus format FLV. Pasalnya, YouTube juga menerima format video WMV, AVI, MOV, MPG, dan disarankan dalam format AVI/MP4 yang di-decode dengan DiVX atau XviD, ukuran 640 x 480, dengan audio 64k Mono MP3.
Langkah pertama agar bisa mengirim klip video ke situs milik Google ini, kita perlu mencatatkan diri ke situs ini sebagai member. Proses registrasi ini cukup simpel, buka situs YouTube dengan mengetikkan www.youtube.com di baris alamat URL browser Anda. Bila situsnya sudah tampil, klik "Sign Up" di baris paling atas situs ini (atau langsung ketik http://www.youtube.com/signup). Kemudian akan tampil form isian yang harus Anda isikan data-data semacam user name, password, alamat e-mail, dan sebagainya. Bila pengisian sudah selesai serta disetujui, akan ada aktivasi melalui e-mail. Bila sudah diaktivasi dengan mengeklik link yang dikirim pada alamat e-mail Anda, itu berarti Anda sudah bisa sign in sebagai anggota YouTube, dan siap untuk mengirimkan film-film buatan Anda.
Andaikan Anda telah memiliki sebuah klip video yang tersimpan di PC dengan spesifikasi, ukuran di bawah 100 MB, durasi video di bawah 10 menit, dan formatnya WMV, AVI, MOV, atau MPG, silakan kirim ke YouTube dengan cara mengeklik tombol "Upload" di sebelah kanan menu bar yang ada "Search"-nya. Bila tombol itu sudah diklik, akan tampil isian untuk mengisi akun Anda, seperti alamat e-mail dan user name. Bila data-data sudah benar, Anda kemudian disuruh mencantumkan judul video, deskripsi video, kategori, dan tag atau kata kunci yang memudahkan orang lain mencari video Anda. Bila semuanya sudah terisi, klik tombol "Video Upload", dan video Anda sudah bisa dilihat semua orang di seluruh dunia. Namun perlu diingat, ini selalu diwanti-wanti pihak YouTube, jangan meng-upload materi yang berisi pertunjukan TV, musik video, konser musik, atau iklan tanpa seizin pemiliknya, kecuali konten yang dibuat pengirim sendiri.
Men-"download"
Mengirim file-file video untuk ditampilkan di situs YouTube cukuplah simpel dan gratis. Namun, apakah proses kebalikannya yaitu men-download (mengunduh) dimungkinkan dan diperbolehkan?
Mengunduh materi-materi dari situs YouTube pada dasarnya tidaklah diperbolehkan, seperti yang tercantum dalam terms of use-nya, kecuali sudah mendapat izin dari pemilik video. Jadi ingatkan, minta izin terlebih dahulu kepada pemilik video yang bersangkutan bila ingin mengunduhnya. Bisa melalui e-mail, mengunjungi situs pribadinya, atau melalui komentar yang disediakan.
Proses mengunduh film-film dari situs YouTube tidaklah semudah mengunduh gambar-gambar yang tersebar di jagat maya ini. Apalagi situs YouTube tidak menyediakan fasilitas mengunduh, ditunjang lagi dengan format flash video yang tidak bisa begitu saja diunduh langsung ke PC.
Ada berbagai cara untuk mengunduh file video di internet, namun dalam kesempatan ini penulis hanya menguraikan tiga cara. Pertama adalah dengan bantuan software khusus seperti YouTube Downloader atau YouTube Grabber, software-software tersebut bisa didapatkan secara gratis di situs www.download.com. Software-software ini biasanya sudah dilengkapi pengubah (converter) format FLV ke format yang kita inginkan.
Setelah file-nya didapatkan kemudian install ke PC, lalu jalankan programnya. Contohnya, program YouTube Grabber dapat dijalankan dengan cukup sederhana, hanya dengan mengopi alamat URL video yang kita inginkan (situs YouTube harus dibuka dan memutar salah satu videonya), kemudian mem-paste-nya ke kolom pada program ini, bila videonya muncul, kita bisa langsung mengunduhnya. Namun, penulis tidak menjamin prosesnya berjalan dengan mulus, cara ini kadang berhasil, dan tidak jarang gagal.
Bila Anda malas untuk mengunduh dan meng-install software, ada cara yang praktis untuk mengunduh file-file YouTube, tak perlu repot-repot menjalankan program, cukup melalui situs pihak ketiga. Tinggal arahkan browser Anda ke situs-situs yang menyediakan fasilitas ini, bisa coba di antaranya situs www.keepvid.com, www.boomvid.com, http://vixy.net, atau http://javimoya.com/blog/youtube_en.php.
Perhatikan prosedurnya dengan cermat. Tetapi pada prinsipnya hampir sama yaitu mengopi URL video YouTube (misalnya, http://www.youtube.com/watch?v=WZYsNlqFTbs), di-paste di kolom pada halaman situs tersebut lalu klik "Download", sebelumnya tentukan di mana hasilnya disimpan dan format yang diinginkan. Untuk cara kedua ini juga penulis tidak menjamin keberhasilan mengunduh dengan sukses, apalagi melalui jaringan internet yang lelet semacam dial-up.
Cara ketiga adalah dengan bantuan browser Mozilla Firefox. Bila Anda belum punya, silakan mengunduh secara cuma-cuma dari situsnya (www.mozilla.com). Sebelumnya pada browser ini harus ditambahkan add-ons Video DownloadHelper (yang juga tersedia di situs Mozilla). Pilih tombol "Add-ons" pada menu situs Mozilla, kemudian cari DownloadHelper dengan bantuan "Search" yang disediakan. Bila sudah ketemu, silakan klik tombol di bawahnya yang bertuliskan "Add to Firefox", tunggu hingga proses instalasi add-ons ke Firefox berlangsung, setelah selesai Firefox perlu di-restart. Bila instalasi add-ons sudah berhasil akan ditandai icon tiga bola di sebelah kanan address bar Firefox.
Kini kita siap berburu klip di YouTube atau situs video online lainnya. Dengan Firefox kita akses situs tersebut, perhatikan icon DownloadHelper di dekat address bar (berbentuk tiga bola), kalau bergerak-gerak berarti direct link untuk mengunduh sudah didapatkan, cukup klik di sebelah kanan (tanda panah) lalu pilih file FLV yang ingin mengunduh , maka prosesnya akan berlangsung. Bila selesai akan didapat file dengan extension FLV yang bisa diubah ke format lain, atau kalau tidak ingin repot cari saja pemutarnya (FLV Player) dengan bantuan Google dan install di PC Anda. (Sthevan)***
Tulisan ini pernah dimuat di HU Pikiran Rakyat
Situs Keepvid Download Video
keepvid.com, situs buat download video dari youtube
Di info software dalam Juni 30, 2009 pada 11:14 pm sekedar sahare buat teman-teman yang belum tau, biasanya kita kalo download video dari youtube pake software yang jenis youtube downloader. tapi menurut saya pake software gak praktis. apalagi kalo kita diwarnet dan disitu gak ada youtube downloader, ditambah kita lupa bawa software youtube downloader diflasdisk. nyesel banget (kayanya?).
salah satu solusinya, kita bisa menmanfaatkan situs keepvid.com, caranya:
1. ketika kita mw dowload video yang kita inginkan di youtube. klik alamat URL video tersebut.
contoh : http://www.youtube.com/watch?v=KNMRh1RG8YU&feature=related
2. kemudian di tab baru buka keepvid.com. copykan alamt URL video yang mw kita download di kolom URL keepvid tersebut. kemudian klik download di sampingnya.
3. setelah beberapa saat dibawah kolom URL akan muncul forman video yang akan kita download dalam bentuk flv atau mp4. kita bebas memilih salhsatunya. (saya biasa memilih format yang mp4).
4. klik kanan salah satu format video tersebut, lalu simpan.
selamat mencoba! semoga bermanfaat
salah satu solusinya, kita bisa menmanfaatkan situs keepvid.com, caranya:
1. ketika kita mw dowload video yang kita inginkan di youtube. klik alamat URL video tersebut.
contoh : http://www.youtube.com/watch?v=KNMRh1RG8YU&feature=related
2. kemudian di tab baru buka keepvid.com. copykan alamt URL video yang mw kita download di kolom URL keepvid tersebut. kemudian klik download di sampingnya.
3. setelah beberapa saat dibawah kolom URL akan muncul forman video yang akan kita download dalam bentuk flv atau mp4. kita bebas memilih salhsatunya. (saya biasa memilih format yang mp4).
4. klik kanan salah satu format video tersebut, lalu simpan.
selamat mencoba! semoga bermanfaat
Kamis, 18 November 2010
Langganan:
Postingan (Atom)